BANDUNG - Mantan
pemain Persib Bandung dari generasi berbeda mulai era 80, 90 hingga
2000-an merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Persib Bandung ke-82. Perayaan
itu dilakukan di Stadion Persib (Sidolig), Jalan Ahmad Yani Bandung,
Rabu (25/3) bersama 36 Persatuan Sepak Bola (PS) yang berada di seluruh
Jawa Barat.
Penggagas perayaan HUT Persib ke-82, Jajat Sudrajat mengatakan kegiatan tersebut dilakukan untuk lebih mempererat tali silaturahmi antar mantan pemain Persib yang selama ini terjalin. Selain itu, kegiatan tersebut dilakukan sebagai bentuk kekecewaan terhadap pengurus Persib saat ini yakni PT Persib Bandung Bermartabat (PBB).
Hal itu pula yang dilakukan, meski perayaan HUT Persib terbilang terlambat. Pasalnya Persib berulang tahun tepat pada 14 Maret 2015. "Kita sangat bangga dengan kemajuan Persib. Cuma mungkin dari PS PS selama ini merasa ada kegalauan dan semakin hari semakin risau. Karena selama ini PT PBB terkesan acuh," ujar Jajat di sela-sela perayaan.
Padahal kata dia, jika melihat sejarah, nama Persib bisa sebesar seperti saat ini lantaran berkat 36 PS yang kerap melahirkan para pemain berpotensial.
"Jadi langkah-langkah yang diambil oleh para petinggi Persib bagi kita sangat mengkhawatirkan. Selama ini kita tidak berhenti membina pemain, menjaring dan menggali pemain. Tapi pada kenyataannya Persib hanya mampu mengambil pemain-pemain dari luar Bandung, sehingga terkesan menghilangkan histori yang selama ini berjalan,"tuturnya.
Jajat juga memaklumi PT PBB menggunakan konsep profesionalisme dalam membentuk Persib. Namun kultur sepak bola Indonesia sangatlah berbeda dengan sepak bola Eropa. "Di Indonesia ada Pengcab. Tetap tim binaan harus dari Pengcab yang merupakan meski produksi menciptakan pemain. Karena dari segi kualitasnya kita juga tidak kalah, mungkin beberapa tim besar juga ada yang menggunakan jasa pemain kita. Kita ingin Persib juga memperioritaskan itu," katanya.
Dengan begitu, pihaknya berharap agar PT. PBB memprioritaskan para pemain binaan 36 PS ini terutama untuk kelompok-kelompok umur. "Tentu kita berharap Persib bisa berprestasi maksimal. Tapi kami berharap Persib lebih mengutamakan pemain binaan yang berasal dari PS yang tentunya dipertimbangkan dari segi kualitas," harapnya.
"Kita juga berharap jalinan silaturahmi Persib dengan pelaku sejarah tidak putus. Ya, seperti dulu lagi lah, karena baik dari segi kualitas ataupun umur pun tidak jauh berbeda lah, makanya maksimalkan pemain binaan," harapnya kembali.
Hal senada diungkapkan salah satu mantan pemain Persib Bandung era 80an, Ajat Sudrajat. Dia berharap pengurus Persib saat ini yakni PT. PBB tidak melupakan pelaku sejarah yang membuat nama Persib menjadi besar seperti saat ini. "Harus diingat, kalau Persib itu pemiliknya adalah ke-36 PS ini. Saya juga lahir dari salah satu 36 PS ini. Tidak akan ada Persib kalau tidak ada anggotanya,"jelas Ajat.
Artinya, kata Ajat, perayaan ini hanya ingin mengingatkan kepada PT PBB untuk dapat menyambungkan kembali benang merah yang saat ini sudah terputus. "Jadi minimal ulang tahun Persib ini jangan mereka saja yang menikmati. Karena kalau melihat histori sejarah kita juga seharusnya diundang," katanya.
Selama ini, kata Ajat, PT PBB kerap tidak acuh terhadap para mantan pemain Persib ini. Padahal jasa mantan pemain Persib sangatlah besar sehingga Persib dapat sebesar ini. "Mereka saja tak acuh sama kita. Makanya kita juga sama, tidak mau kalah. Sekarang mereka yang menikmatinya bukan kita. Bentuk penghargaan mereka ke kita juga tidak ada. Kita sangat kecewa," sesalnya.
Seperti halnya pembentukan Diklat Persib. Kata dia prosedur tim binaan Maung Bandung mengalami kekeliruan dan kerap melakukan pengambilan pemain diluar 36 PS. "Berdayakan juga pelatih-pelatih asal kota Bandung, ini malah manggil dari Brasil, Jaino yang tidak jelas asal-usulnya. Kita gak nuntut banyak kok, apa kemarin juara bonus kita ngerecokin? Kan tidak," tegasnya.
Dengan begitu, dia berharap benang merah yang selama ini putus antara manajemen Persib dengan 36 PS dapat tersambung kembali. "Kita berharap jangan ada miskomunikasi dan jangan takut direcokin. Karena kita hanya ingin membina," tandasnya.
Penggagas perayaan HUT Persib ke-82, Jajat Sudrajat mengatakan kegiatan tersebut dilakukan untuk lebih mempererat tali silaturahmi antar mantan pemain Persib yang selama ini terjalin. Selain itu, kegiatan tersebut dilakukan sebagai bentuk kekecewaan terhadap pengurus Persib saat ini yakni PT Persib Bandung Bermartabat (PBB).
Hal itu pula yang dilakukan, meski perayaan HUT Persib terbilang terlambat. Pasalnya Persib berulang tahun tepat pada 14 Maret 2015. "Kita sangat bangga dengan kemajuan Persib. Cuma mungkin dari PS PS selama ini merasa ada kegalauan dan semakin hari semakin risau. Karena selama ini PT PBB terkesan acuh," ujar Jajat di sela-sela perayaan.
Padahal kata dia, jika melihat sejarah, nama Persib bisa sebesar seperti saat ini lantaran berkat 36 PS yang kerap melahirkan para pemain berpotensial.
"Jadi langkah-langkah yang diambil oleh para petinggi Persib bagi kita sangat mengkhawatirkan. Selama ini kita tidak berhenti membina pemain, menjaring dan menggali pemain. Tapi pada kenyataannya Persib hanya mampu mengambil pemain-pemain dari luar Bandung, sehingga terkesan menghilangkan histori yang selama ini berjalan,"tuturnya.
Jajat juga memaklumi PT PBB menggunakan konsep profesionalisme dalam membentuk Persib. Namun kultur sepak bola Indonesia sangatlah berbeda dengan sepak bola Eropa. "Di Indonesia ada Pengcab. Tetap tim binaan harus dari Pengcab yang merupakan meski produksi menciptakan pemain. Karena dari segi kualitasnya kita juga tidak kalah, mungkin beberapa tim besar juga ada yang menggunakan jasa pemain kita. Kita ingin Persib juga memperioritaskan itu," katanya.
Dengan begitu, pihaknya berharap agar PT. PBB memprioritaskan para pemain binaan 36 PS ini terutama untuk kelompok-kelompok umur. "Tentu kita berharap Persib bisa berprestasi maksimal. Tapi kami berharap Persib lebih mengutamakan pemain binaan yang berasal dari PS yang tentunya dipertimbangkan dari segi kualitas," harapnya.
"Kita juga berharap jalinan silaturahmi Persib dengan pelaku sejarah tidak putus. Ya, seperti dulu lagi lah, karena baik dari segi kualitas ataupun umur pun tidak jauh berbeda lah, makanya maksimalkan pemain binaan," harapnya kembali.
Hal senada diungkapkan salah satu mantan pemain Persib Bandung era 80an, Ajat Sudrajat. Dia berharap pengurus Persib saat ini yakni PT. PBB tidak melupakan pelaku sejarah yang membuat nama Persib menjadi besar seperti saat ini. "Harus diingat, kalau Persib itu pemiliknya adalah ke-36 PS ini. Saya juga lahir dari salah satu 36 PS ini. Tidak akan ada Persib kalau tidak ada anggotanya,"jelas Ajat.
Artinya, kata Ajat, perayaan ini hanya ingin mengingatkan kepada PT PBB untuk dapat menyambungkan kembali benang merah yang saat ini sudah terputus. "Jadi minimal ulang tahun Persib ini jangan mereka saja yang menikmati. Karena kalau melihat histori sejarah kita juga seharusnya diundang," katanya.
Selama ini, kata Ajat, PT PBB kerap tidak acuh terhadap para mantan pemain Persib ini. Padahal jasa mantan pemain Persib sangatlah besar sehingga Persib dapat sebesar ini. "Mereka saja tak acuh sama kita. Makanya kita juga sama, tidak mau kalah. Sekarang mereka yang menikmatinya bukan kita. Bentuk penghargaan mereka ke kita juga tidak ada. Kita sangat kecewa," sesalnya.
Seperti halnya pembentukan Diklat Persib. Kata dia prosedur tim binaan Maung Bandung mengalami kekeliruan dan kerap melakukan pengambilan pemain diluar 36 PS. "Berdayakan juga pelatih-pelatih asal kota Bandung, ini malah manggil dari Brasil, Jaino yang tidak jelas asal-usulnya. Kita gak nuntut banyak kok, apa kemarin juara bonus kita ngerecokin? Kan tidak," tegasnya.
Dengan begitu, dia berharap benang merah yang selama ini putus antara manajemen Persib dengan 36 PS dapat tersambung kembali. "Kita berharap jangan ada miskomunikasi dan jangan takut direcokin. Karena kita hanya ingin membina," tandasnya.
0 comments:
Post a Comment